Langsung ke konten utama

HASIL MUBAHASAH LAJNAH TASTAFI

#HASIL MUBAHASAH ONLINE
GRUP WhatsApp LAJNAH TASTAFI
*Kesimpulan Mubahatsah Tastafi Online Maret 2020*
*No : 01/26/03/20*
______________________

1. Jenazah yang tidak dimandikan / ditayamumkan tanpa ada keuzuran maka tidak sah dishalatkan. Adapun pendapat Ibnu Jarir yang menyatakan sah adalah pendapat syadz (asing) atau menyalahi ijma'.

2. Jenazah yang tidak dimandikan / ditayamumkan karena tidak ada air dan tanah maka :

a. Tidak sah dishalatkan menurut pendapat kuat, yaitu pendapat Imam Mutawali, yang ditarjih oleh Imam Rafi'i, Imam Nawawi, diikuti oleh Syaikhuna Ibnu Hajar Al-Haitami, Imam Ramli dll.

b. Sah dishalatkan menurut pendapat dhaif, yaitu pendapat Syaikkh al-Darimi, yang diikuti oleh sebagian ulama Mutaakhirin.


3. Jenazah yang tidak bisa dimandikan karena uzur tidak ada air atau tidak bisa menggunakan air seperti jenazah yang terbakar, jika kena air akan hancur atau ada penyakit yg menular melalui percikan air dan tidak mungkin menjaga diri serta mungkin ditayammumkan, hukumnya wajib ditayammumkan.


4. Jenazah yang tidak dimandikan / ditayamumkan karena keuzuran yang tidak mungkin dimandikan dan ditayamumkan seperti tertimbun reruntuhan dll maka :

a. Tidak sah dishalatkan menurut pendapat kuat ( pendapat ini dikemukakan oleh Imam Mutawali Imam Rafi'i, Imam Nawawi dll ).

b. Sah shalat menurut pendapat dha'if, yaitu pendapat Ad-Darimy)


5. Seyogyanya kita ikuti atau taqlid pendapat Syekh Darimi untuk no 4 poin b ( pendapat Mukhtar Imam Rafi'i dan pendapat Imam Syirwani )

Referensi :
Kitab Nihayatuzzain
ﻭَﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻃُﻬْﺮُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﺄْﺗِﻲ ، ﻭَﻗَﻮْﻝُ ﺍﺑْﻦُ ﺟَﺮِﻳﺮٍ ﻛَﺎﻟﺸُّﻌَﺒِﻲِّ ﺗَﺼِﺢُّ ﺑِﻠَﺎ ﻃَﻬَﺎﺭَﺓٍ ﺭُﺩَّ ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﺧَﺎﺭِﻕٌ ﻟِﻠْﺈِﺟْﻤَﺎﻉِ ﻭَﺍﺑْﻦُ ﺟَﺮِﻳﺮٍ ﻭَﺇِﻥْ ﻋُﺪَّ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻴَّﺔِ ﻟَﺎ ﻳُﻌَﺪُّ ﺗَﻔَﺮُّﺩُﻩُ ﻭَﺟْﻬًﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﻛَﺎﻟْﻤُﺰَﻧِﻲِّ

Tuhfah al habiib
( ﻗﻮﻟﻪ : ﺗﻘﺪﻡ ﻃﻬﺮﻩ ‏) ﻧﺎﺋﺐ ﻓﺎﻋﻞ ﺷﺮﻁ . ﻭﺫﻟﻚ ﻻﻧﻪ ﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ‏( ﺹ ‏) . ﺃﻱ ﻭﻻﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻛﺼﻼﺓ ﻧﻔﺴﻪ . ﻭﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﻛﺎﻟﺸﻌﺒﻲ - ﺗﺼﺢ ﺑﻼ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﺭﺩ ﺑﺄﻧﻪ ﺧﺎﺭﻕ ﻟﻼﺟﻤﺎﻉ .

Kitab Iqna'
( ﻭﺷﺮﻁ ﻟﻬﺎ ‏) ﺃﻱ ﻟﺼﺤﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺷﺮﻭﻁ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﻣﻤﺎ ﻳﺘﺄﺗﻰ ﻓﻴﻬﺎ ﻭ ‏( ﺗﻘﺪﻡ ﻃﻬﺮﻩ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻠﻮ ﺗﻌﺬﺭ ﻛﺄﻥ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺣﻔﺮﺓ ﻭﺗﻌﺬﺭ ﺇﺧﺮﺍﺟﻪ ﻭﻃﻬﺮﻩ ﻟﻢ ﻳﺼﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻮﺟﺪ ﻣﺎﺀ ﻭﻻ ﺗﺮﺍﺏ ﺻﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺈﻥ ﻭﺟﺪ ﻛﺎﻑ ﻟﻠﻤﻴﺖ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺗﻌﻴﻦ ﺍﻟﻤﻴﺖ

Tuhfah Al Muhtaj
( ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﻌَﺬَّﺭَ ﻏَﺴْﻠُﻪُ ‏) ﻟِﻔَﻘْﺪِ ﻣَﺎﺀٍ ﺃَﻭْ ﻟِﻨَﺤْﻮِ ﺣَﺮْﻕٍ ﺃَﻭْ ﻟَﺪْﻍٍ ﻭَﻟَﻮْ ﻏُﺴِّﻞَ ﺗَﻬَﺮَّﻯ ﺃَﻭْ ﺧِﻴﻒَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻐَﺎﺳِﻞِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻤْﻜِﻨْﻪُ ﺍﻟﺘَّﺤَﻔُّﻆُ ‏( ﻳُﻤِّﻢَ ‏) ﻭُﺟُﻮﺑًﺎ

Umdatul Mufti
ﺍﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻮﺟﺪ ﻣﺎﺀ ﻳﻐﺴﻞ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻭﻻﺗﺮﺍﺏ ﻳﺘﻴﻤﻢ ﺑﻪ ﻟﻢ ﻳﺼﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻤﺎ ﺍﻋﺘﻤﺪﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ﺍﻟﺮﺍﻓﻌﻰ ﻭﺍﻟﻨﻮﻭﻯ ﺗﺒﻌﺎ ﺍﻟﻤﺘﻮﻟﻰ ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﻻﺧﻼﻑ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﺮﻯ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻭﺍﻟﺮﻣﻠﻰ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ . ﻭﺟﺰﻡ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺑﺄﻧﻪ ﻳﺼﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﻋﺘﻤﺪﻩ ﻛﺜﻴﺮﻭﻥ ﻭﺃﻃﺎﻟﻮﺍ ﻓﻰ ﺍﻹﻧﺘﺼﺎﺭ ﻟﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻻﻭﺟﻪ ﻟﺘﺮﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻴﺴﻮﺭ ﻻﻳﺴﻘﻂ ﺑﺎﻟﻤﻌﺴﻮﺭ ﻭﻷﻥ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻟﻠﻤﻴﺖ ﺃﻯ ﻓﻼ ﻣﻌﻨﻰ ﻹﺷﺘﺮﺍﻁ ﻏﺴﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﻭﺇﻥ ﻟﺰﻡ ﺃﻥ ﻣﻦ ﺧﺮﻕ ﻭﺻﺎﺭ ﺭﻣﺎﺩﺍ ﺃﻭ ﺃﻛﻠﻪ ﺳﺒﻊ ﻻﻳﺼﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﺃﻋﻠﻢ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻗﺎﻝ ﺑﺬﻟﻚ .

Hasyiah Syirwani
ﻭَﻳَﻨْﺒَﻐِﻲ ﺗَﻘْﻠِﻴﺪُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺠَﻤْﻊِ ﻟَﺎ ﺳِﻴَّﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻐَﺮِﻳﻖِ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺨْﺘَﺎﺭِ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻌِﻲِّ ﻓِﻴﻪِ ﺗَﺤَﺮُّﺯًﺍ ﻋَﻦْ ﺇﺯْﺭَﺍﺀِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﺟَﺒْﺮًﺍ ﻟِﺨَﺎﻃِﺮِ ﺃَﻫْﻠِﻪِ

Tuhfah Al Muhtaj
( ﻭَﻳُﺸْﺘَﺮَﻁُ ‏) ﺍﺗِّﻔَﺎﻗًﺎ ‏( ﻟِﺼِﺤَّﺔِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺗَﻘَﺪُّﻡُ ﻏُﺴْﻠِﻪِ ‏) ﺃَﻭْ ﺗَﻴَﻤُّﻤِﻪِ ﺑِﺸَﺮْﻃِﻪِ ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺍﻟْﻤَﻨْﻘُﻮﻝُ ﻭَﺗَﻨْﺰِﻳﻠًﺎ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﻨْﺰِﻟَﺔَ ﺻَﻠَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻣِﻦْ
ﺛَﻢَّ ﺍُﺷْﺘُﺮِﻁَ ﻃَﻬَﺎﺭَﺓُ ﻛَﻔَﻨِﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﺇﻟَﻰ ﻓَﺮَﺍﻍِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ‏( ﻭَﺗُﻜْﺮَﻩُ ﻗَﺒْﻞَ ﺗَﻜْﻔِﻴﻨِﻪِ ‏) ﻭَﺍﺳْﺘُﺸْﻜِﻞَ ﺍﻟْﻔَﺮْﻕُ ﻣَﻊَ ﺃَﻥَّ ﻛُﻠًّﺎ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻴَﻴْﻦِ ﻣَﻮْﺟُﻮﺩٌ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻗَﺪْ ﻳُﺠَﺎﺏُ ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﺃَﺧَﻒُّ ﺑِﺪَﻟِﻴﻞِ ﺍﻟﻨَّﺒْﺶِ ﻟِﻠْﻐُﺴْﻞِ ﺩُﻭﻧَﻪُ ﻭَﺃَﻥَّ ﻣَﻦْ ﺻَﻠَّﻰ ﺑِﻠَﺎ ﻃُﻬْﺮٍ ﻳُﻌِﻴﺪُ ﻭَﻋَﺎﺭِﻳًّﺎ ﻟَﺎ ﻳُﻌِﻴﺪُ ﺛُﻢَّ ﺭَﺃَﻳْﺖ ﺷَﻴْﺨَﻨَﺎ ﺃَﺟَﺎﺏَ ﺑِﺬَﻟِﻚ
‏( ﻓَﻠَﻮْ ﻣَﺎﺕَ ﺑِﻬَﺪْﻡٍ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِ ‏) ﻛَﻮُﻗُﻮﻋِﻪِ ﻓِﻲ ﻋَﻤِﻴﻖٍ ﺃَﻭْ ﺑَﺤْﺮٍ ‏( ﻭَ ‏) ﻗَﺪْ ‏( ﺗَﻌَﺬَّﺭَ ﺇﺧْﺮَﺍﺟُﻪُ ‏) ﻣِﻨْﻪُ ‏( ﻭَﻏَﺴْﻠُﻪُ ﻭَﺗَﻴَﻤُّﻤُﻪُ ﻟَﻢْ ﻳُﺼَﻞَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ‏) ﻟِﻔَﻮَﺍﺕِ ﺍﻟﺸَّﺮْﻁِ ﻭَﺍﻋْﺘَﺮَﺿَﻪُ ﺍﻟْﺄَﺫْﺭَﻋِﻲُّ ﻭَﻏَﻴْﺮُﻩُ ﻭَﺃَﻃَﺎﻟُﻮﺍ ﺑِﻤَﺎ ﻣِﻨْﻪُ ﺑَﻞْ ﺃَﻣْﺘَﻨُﻪُ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺸَّﺮْﻁَ ﺇﻧَّﻤَﺎ ﻳُﻌْﺘَﺒَﺮُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﻘُﺪْﺭَﺓِ ﻟِﺼِﺤَّﺔِ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﻓَﺎﻗِﺪِ ﺍﻟﻄَّﻬُﻮﺭَﻳْﻦِ ﺑَﻞْ ﻭُﺟُﻮﺑُﻬَﺎ ﻭَﻳُﺮَﺩُّ ﺑِﺄَﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﺇﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﻟِﺤُﺮْﻣَﺔِ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺣَﺪَّ ﺍﻟﺸَّﺎﺭِﻉُ ﻃَﺮَﻓَﻴْﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻫُﻨَﺎ .
Mughni Al Muhtaj

( ﻓَﻠَﻮْ ﻣَﺎﺕَ ﺑِﻬَﺪْﻡٍ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِ ‏) ﻛَﺄَﻥْ ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻲ ﺑِﺌْﺮٍ ﺃَﻭْ ﺑَﺤْﺮٍ ﻋَﻤِﻴﻖٍ ‏( ﻭَﺗَﻌَﺬَّﺭَ ﺇﺧْﺮَﺍﺟُﻪُ ﻭَﻏُﺴْﻠُﻪُ ‏) ﻭَﺗَﻴَﻤُّﻤُﻪُ ‏( ﻟَﻢْ ﻳُﺼَﻞَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ‏) ﻟِﻔَﻮَﺍﺕِ ﺍﻟﺸَّﺮْﻁِ ﻛَﻤَﺎ ﻧَﻘَﻠَﻪُ ﺍﻟﺸَّﻴْﺨَﺎﻥِ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﻤُﺘَﻮَﻟِّﻲ ﻭَﺃَﻗَﺮَّﺍﻩُ . ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺠْﻤُﻮﻉِ ﻟَﺎ ﺧِﻠَﺎﻑَ ﻓِﻴﻪِ . ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻤُﺘَﺄَﺧِّﺮِﻱﻥَ : ﻭَﻟَﺎ ﻭَﺟْﻪَ ﻟِﺘَﺮْﻙِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ؛ ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻴْﺴُﻮﺭَ ﻟَﺎ ﻳَﺴْﻘُﻂُ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺴُﻮﺭِ، ﻟِﻤَﺎ ﺻَﺢَّ ‏« ﻭَﺍﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮْﺗُﻜُﻢْ ﺑِﺄَﻣْﺮٍ ﻓَﺄْﺗُﻮﺍ ﻣِﻨْﻪُ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺘُﻢْ ‏» ؛ ﻭَﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻘْﺼُﻮﺩَ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻭَﺍﻟﺸَّﻔَﺎﻋَﺔُ ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﺟَﺰَﻡَ ﺍﻟﺪَّﺍﺭِﻣِﻲُّ ﻭَﻏَﻴْﺮُﻩُ ﺃَﻥَّ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﺬَّﺭَ ﻏُﺴْﻠُﻪُ ﺻُﻠِّﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ . ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺪَّﺍﺭِﻣِﻲُّ : ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﻟَﺰِﻡَ ﺃَﻥَّ ﻣَﻦْ ﺃُﺣْﺮِﻕَ ﻓَﺼَﺎﺭَ ﺭَﻣَﺎﺩًﺍ ﺃَﻭْ ﺃَﻛَﻠَﻪُ ﺳَﺒُﻊٌ ﻟَﻢْ ﻳُﺼَﻞَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻨَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺑِﺬَﻟِﻚَ، ﻭَﺑَﺴَﻂَ ﺍﻟْﺄَﺫْﺭَﻋِﻲُّ ﺍﻟْﻜَﻠَﺎﻡَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺄَﻟَﺔِ، ﻭَﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﺇﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻗَﺎﻟَﻪُ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻤُﺘَﺄَﺧِّﺮِﻱﻥَ ﺃَﻣْﻴَﻞُ، ﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﻠَﻘَّﻴْﻨَﺎﻩُ ﻋَﻦْ ﻣَﺸَﺎﻳِﺨِﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺘْﻦِ .

*Mushahhih Mubahatsah Tastafi Online : Ayah di Cot Trueng*

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GUNUNG QAAF DAN IKAN NUN

                  GUNUNG QAAF DAN IKAN NUN                                       Ilustrasi.com Telah berkata Syekh Farzi Abdul Rahman bin Al jauzi bahwasanya gunung-gunung yang bertebaran di segala penjuru dunia adalah 198 gunung. Menurut Ibnu Abi dunya dalam kitab Al grarra, bahwasanya gunung yang mula-mula diletakkan oleh Allah atas permukaan bumi ialah gunung Abil Qubaisy di Mekah. Menurut Al waaqidi, bahwasanya gunung-gunung Qaaf ialah bapak semua gunung dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menjadikan bagi setiap gunung atasnya ada sebangsa urat yang urat yang menghubungi antara semua Gunung itu. Menurut sebagian Hadits bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyerahkan urusan gunung Qaaf pada seorang malaikat yang sangat besar fisiknya yang malaikat itu dinamakan dengan malaikat qaf apabila Allah berkehendak gempa di bumi atau meneng...
Posting Komentar
Baca selengkapnya

RIWAYAT HIDUP ABU MUHAMMAD ISA MULIENG

                       ABU MUHAMMAD ISA MULIENG BIOGRAFI AHLI FALAQ ACEH TEUNGKU MUHAMMAD ISA MULIENG ARON. (1927-1997 M). Riwayat : NAMA ASLINYA MUHAMMAD ISA BIN TEUNGKU IMAM BURHAN BIN TEUNGKU IMAM IBRAHIM BIN TEUNGKU HAJI Lemak bin Teungku Haji Penghulu. Menurut berita yang kami terima dari pendahulu kami, salah satunya dari Drs. T. M. Ali Muda (Ahli Falaq dari Medan), beliau mengatakan bahwa Teungku Haji Penghulu berasal dari Gujarat, India. Dia bersama saudara dan temannya merantau ke Aceh untuk berniaga dan berdakwah. Ibu Teungku Muhammad Isa bernama Teungku Ni Binti Teungku Lebee Muda. Teungku Ni adalah kakak dari Teungku Hamzah bin Teungku Leubee Muda. Teungku Hamzah ini mengajar ilmu agama di rumahnya sendiri yang nantinya cikal bakal lahirnya DAYAH DARUL FALAH. TEUNGKU MUHAMMAD ISA diluar Aceh Utara, beliau dikenal dengan TEUNGKU MUHAMMAD ISA MULIENG. Beliau adalah anak bungsu dari sem...
Posting Komentar
Baca selengkapnya

RAHASIA DIBALIK PENCIPTAAN KEPERAWANAN

Kajian fathul izar Rahasia dibalik penciptaan keperawanan      Ketahuilah yang bahwa semua ciptaan mempunyai kelebihannya masing masing. Para ahli firasat dan ilmuwan tentang kewanitaan mengatakan: Bila mulut seorang wanita itu lebar, berarti organ intimnya juga lebar. Bila mulutnya kecil, berarti organ intimnya juga kecil. Seorang penyair lewat bahar thowilnya menyatakan: إِذَا ضَاقَ فَمُ الْبِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوْجُهَاوَكَانَ لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا Artinya: “Apabila seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Demikian ini memang mulut seorang perawan itu menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan vaginanya.” Bila kedua bibir tebal, berarti vaginanya lebar. Bila kedua bibirnya tipis, berarti kedua bibir vaginanya juga tipis. Bila bibir mulut bagian bawah tipis, berarti vaginanya kecil. Bila mulut/lidahnya sangat merah, berarti vaginanya kering. Bila seorang wanita mancung hidungnya berarti tidak begitu berhasrat un...
Posting Komentar
Baca selengkapnya